MALAS BELAJAR TIMBUL DARI BEBERAPA SEBAB ANTARA LAIN:
MALAS
BELAJAR TIMBUL DARI BEBERAPA SEBAB ANTARA LAIN:
1.Rasa
malas yang timbul dalam diri anak dapat disebabkan karena tidak adanya motivasi
diri. Motivasi ini kemungkinan belum tumbuh dikarenakan anak belum mengetahui
manfaat dari belajar atau belum ada sesuatu yang ingin dicapainya. Selain itu
kelelahan dalam beraktivitas dapat berakibat menurunnya kekuatan fisik dan
melemahnya kondisi psikis. Sebagai contoh, terlalu lama bermain atau terlalu
banyak membantu pekerjaan orangtua di rumah, merupakan faktor
2.
Faktor dari luar anak (faktor eksternal) tidak kalah besar pengaruhnya terhadap
kondisi anak untuk menjadi malas belajar. Hal ini terjadi karena :
a.
Sikap orangtua Sikap orangtua yang tidak memberikan perhatian dalam belajar
ataupun sebaliknya orangtua terlalu berlebihan perhatiaannya, membuat anak
malas belajar. Tidak hanya itu, banyak orangtua yang menuntut anak belajar
hanya demi angka (nilai) dan bukan atas dasar kesadaran dan tanggung jawab anak
selaku pelajar. Akibat dari tuntutan tersebut tidak sedikit anak yang stress
sehingga nilai yang diperolehnya kurang memuaskan. Parahnya lagi, bilamana anak
mendapat nilai yang kurang memuaskan maka kalimat-kalimat celaan biasanya yang
pertama keluar dari bibir orangtua. Anak usia Sekolah Dasar sebenarnya jangan
terlalu diorientasikan pada nilai (hasil belajar) tetapi bagaimana membiasakan
diri anak belajar, berlatih tanggung jawab, dan berlatih hidup dalam suatu
aturan.
b.
Sikap guru Selaku figur atau tokoh teladan yang dibanggakan, tidak jarang sikap
guru di sekolah juga menjadi objek ?keluhan? siswanya. Ada banyak macam
penyebabnya, mulai dari ketidaksiapan guru dalam mengajar, tidak menguasai
bidang pelajaran yang akan diajarkan, atau karena terlalu banyak memberikan
tugas-tugas dan pekerjaan rumah. Selain itu, sikap sering terlambat masuk kelas
di saat mengajar, bercanda dengan siswa-siswa tertentu saja atau ?membawa?
masalah rumah tangga ke sekolah, membuat suasana belajar semakin tidak nyaman,
tegang dan menakutkan bagi siswa tertentu.
c.
Sikap teman.
Tidak
semua teman di sekolah memiliki sikap atau perilaku yang baik dengan teman-teman
lainnya. Seorang teman yang berlebihan dalam perlengkapan busana sekolah atau
perlengkapan belajar, seperti sepatu yang bermerk yang tidak terjangkau oleh
teman-teman lainnya, termasuk tas sekolah atau alat tulis, secara tidak
langsung dapat membuat iri teman-teman yang kurang mampu. Pada akhirnya ada
anak yang menuntut kepada orangtuanya untuk minta dibelikan perlengkapan
sekolah yang serupa dengan temannya. Bilamana tidak dituruti maka dengan cara
malas belajarlah sebagai upaya untuk dikabulkan permohonannya.
d.
Suasana belajar di rumah Bukan suatu jaminan rumah mewah dan megah membuat anak
menjadi rajin belajar, tidak pula rumah yang sangat sederhana menjadi faktor
mutlak anak malas belajar. Rumah yang tidak dapat menciptakan suasana belajar
yang baik adalah rumah yang selalu penuh dengan kegaduhan, keadaan rumah yang
berantakan ataupun kondisi udara yang pengap. Selain itu tersedianya
fasilitas?fasilitas permainan yang berlebihan di rumah juga dapat mengganggu
minat belajar anak. Mulai dari radio tape yang menggunakan kaset, CD, VCD, atau
komputer yang diprogram untuk sebuah permainan (games), seperti Game Boy, Game
Watch maupun Play Stations. Kondisi seperti ini berpotensi besar untuk tidak
terciptanya suasana belajar yang baik.
e.
Sarana Belajar Sarana belajar merupakan media mutlak yang dapat mendukung minat
belajar, kekurangan ataupun ketiadaan sarana untuk belajar secara langsung
telah menciptakan kondisi anak untuk malas belajar. Kendala belajar biasanya
muncul karena tidak tersedianya ruang belajar khusus, meja belajar, buku?buku
penunjang (pustaka mini), dan penerangan yang bagus. Selain itu, tidak
tersediannya buku?buku pelajaran, buku tulis, dan alat?alat tulis lainnya,
merupakan bagian lain yang cenderung menjadi hambatan otomatis anak akan kehilangan
minat belajar yang optimal.
ENAM
LANGKAH MENGATASI MALAS BELAJAR ANAK ADA ENAM LANGKAH YANG DAPAT MEMBANTU
ORANGTUA DALAM MEMBIMBING DAN MENDAMPINGI ANAK YANG BERMASALAH DALAM BELAJAR
ANTARA LAIN:
1.
Mencari Informasi Orangtua sebaiknya bertanya langsung kepada anak guna
memperoleh informasi yang tepat mengenai dirinya. Carilah situasi dan kondisi
yang tepat untuk dapat berkomunikasi secara terbuka dengannya. Setelah itu
ajaklah anak untuk mengungkapkan penyebab ia malas belajar. Pergunakan setiap
suasana yang santai seperti saat membantu ibu di dapur, berjalan-jalan atau
sambil bermain, tidak harus formal yang membuat anak tidak bisa membuka
permasalahan dirinya.
2.
Membuat Kesepakatan bersama antara orang tua dan anak. Kesepakatan dibuat untuk
menciptakan keadaan dan tanggung jawab serta memotivasi anak dalam belajar
bukan memaksakan kehendak orangtua. Kesepakatan dibuat mulai dari bangun tidur
hingga waktu hendak tidur, baik dalam hal rutinitas jam belajar, lama waktu
belajar, jam belajar bilamana ada PR atau tidak, jam belajar di waktu libur
sekolah, bagaimana bila hasil belajar baik atau buruk, hadiah atau sanksi apa
yang harus diterima dan sebagainya. Kalaupun ada sanksi yang harus dibuat atau
disepakati, biarlah anak yang menentukannya sebagai bukti tanggungjawabnya
terhadap sesuatu yang akan disepakati bersama.
3.
Menciptakan Disiplin. Bukanlah suatu hal yang mudah untuk menciptakan
kedisiplinan kepada anak jika tidak dimulai dari orangtua. Orangtua yang sudah
terbiasa menampilkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari akan dengan mudah
diikuti oleh anaknya. Orangtua dapat menciptakan disiplin dalam belajar yang
dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. Latihan kedisiplinan bisa
dimulai dari menyiapkan peralatan belajar, buku?buku pelajaran, mengingatkan
tugas?tugas sekolah, menanyakan bahan pelajaran yang telah dipelajari, ataupun
menanyakan kesulitan?kesulitan yang dihadapi dalam suatu pelajaran tertentu,
terlepas dari ada atau tidaknya tugas sekolah.
4.
Menegakkan Kedisiplinan. Menegakkan kedisiplinan harus dilakukan bilamana anak
mulai meninggalkan kesepakatan?kesepakatan yang telah disepakati. Bilamana anak
melakukan pelanggaran sedapat mungkin hindari sanksi yang bersifat fisik
(menjewer, menyentil, mencubit, atau memukul). Untuk mengalihkannya gunakanlah
konsekuensi-konsekuensi logis yang dapat diterima oleh akal pikiran anak. Bila
dapat melakukan aktivitas bersama di dalam satu ruangan saat anak belajar,
orang tua dapat sambil membaca koran, majalah, menyulam, atau aktivitas lain
yang tidak mengganggu anak dalam ruang tersebut. Dengan demikian menegakkan
disiplin pada anak tidak selalu dengan suruhan atau bentakan sementara orang
tua melaksanakan aktifitas lain seperti menonton televisi atau sibuk di dapur.
5.
Ketegasan Sikap Ketegasan sikap dilakukan dengan cara orang tua tidak lagi
memberikan toleransi kepada anak atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya
secara berulang-ulang. Ketegasan sikap ini dikenakan saat anak mulai
benar-benar menolak dan membantah dengan alasan yang dibuat-buat. Bahkan dengan
sengaja anak berlaku ?tidak jujur? melakukan aktivitas-aktivitas lain secara
sengaja sampai melewati jam belajar. Ketegasan sikap yang diperlukan adalah
dengan memberikan sanksi yang telah disepakati dan siap menerima konsekuensi
atas pelanggaran yang dilakukannya.
6.
Menciptakan Suasana Belajar Menciptakan suasana belajar yang baik dan nyaman
merupakan tanggung jawab orangtua. Setidaknya orangtua memenuhi kebutuhan
sarana belajar, memberikan perhatian dengan cara mengarahkan dan mendampingi
anak saat belajar. Sebagai selingan orangtua dapat pula memberikan
permainan-permainan yang mendidik agar suasana belajar tidak tegang dan tetap
menarik perhatian. Ternyata malas belajar yang dialami oleh anak banyak
disebabkan oleh berbagai faktor. Oleh karena itu sebelum anak terlanjur
mendapat nilai yang tidak memuaskan dan membuat malu orangtua, hendaknya
orangtua segera menyelidiki dan memperhatikan minat belajar anak. Selain itu,
menumbuhkan inisiatif belajar mandiri pada anak, menanamkan kesadaran serta
tanggung jawab selaku pelajar pada anak merupakan hal lain yang bermanfaat
jangka panjang.
No comments:
Post a Comment